Kamis, 19 Mei 2011
Jakarta – Sebanyak 12 tokoh Lintas Agama mengeluarkan pernyataan sikap dalam rangka refleksi hari kebangkitan nasional ke 103 tahun pada 20 Mei 2011.
Dalam pernyataan tertulisnya para tokoh lintas agama itu mencatat keberhasilan pemerintah dalam aspek kuabtitatif pertumbuhan ekonomi nasional, namun lebih dari separuh warga Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan.
“Yang mendesak untuk diperbaiki antara lain sektor pertanian yang menjadi lapangan kerja sebagian besar rakyat Indonesia, yang tingkat pertumbuhannya jauh di bawah tingkat pertumbuhan rata-rata,” ungkap Ahmad Syafi’i Ma’arif dalam acara Refleksi Hari Kebangkitan Nasional Indonesia, bertema ‘Butuh Pemimpin yang Berani dan Bertekad Menyelamatkan Negara Pancasila Guna Mencegah Ancaman Kebangkrutan Nasional’ di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis (19/5/2011).
Dalam kesempatan yang sama para tokoh lintas agama juga mengingatkan hari Kebangkitan Nasional harus dimaknai sebagai upaya bangkit dari keterpurukan yang bersifat membangun bukan justru tergelincir dalam kegiatan yang mengancam kebangkrutan nasional.
“Saya tidak ada prioritas ditujukan kepada pihak tertentu tetapi mengingatkan semuanya. Tujuan kemerdekaan sudah sangat jelas, ini yang harus diingat kepada para pemuda dan insan pers untuk tetap menjaga optimisme,” kata Syafi’i.
Syafi’i menambahkan, pihaknya akan terus mendukung seluruh warga Indonesia untuk meningkatkan solidaritas dan terus bergerak melakukan perbaikan rill di segala bidang kehidupan.
“Sebagai anak bangsa sejatinya tetap konsisten untuk terus berteriak dan bertindak dalam menyuarakan kebenaran dan keadilan yang berpihak kepada kepentingan rakyat,” tambahnya.
Acara ini diakhiri saling berjabat tangan yang diangkat ke atas oleh para tokoh lintas agama. Tokoh lintas agama yang hadir antara lain Solahuddin Wahid (Gus Solah), Andreas Yengawoe (Ketum PGI), Martinus Situmorang (Konvensi Wali Gereja Indonesia), Ida Pedande Sebali Tianyar Arimbawa (tokoh agama Hindu Bali), Tjhie Tjay Ing (tokoh agama Konghucu), Abdul Mu’thi (PP. Muhammadiyah), dan Imdadun Rahmat (Wasekjen PBNU). (PA)
Sumber: http://www.infoindonesia.co.id
![]() |
Mon, 23 Jul 2012 @20:55Mahdy |