Pnt. Raffly Tamburian, SE, M.Div Wakil Bendahara Umum PGI Periode 2009-2014 |
---|
Lahir: |
*Karangsembung, 18 April 1948 |
Pendidikan: |
*Magister Divinitas, STT Inalta, di Jakarta, 2000 |
Pengalaman Kerja: |
*Kep.Bag. Keuangan PGI, Bagian Keuangan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), 2007-2009 |
Keterlibatan: |
*Wakil Ketua GSKI, di Malang |
Kursus/Seminar/Konsultasi: |
*Konferensi Sedunia SWIFT Geneva, di Geneva - Swiss, 2002 |
Keluarga: |
*Istri: Jacoba Bennie Djadie |
Keterlibatan dalam Gerakan Oikoumene |
---|
Sejak masih sebagai pelajar di SMA sudah tertarik dalam kegiatan yang bersifat Oikoumene, antara lain aktif di GSKI Cabang Malang, Jawa Timur sebagai Wakil Ketua, bersamaan dengan itu aktif pula di GAMKI dan GP GPIB Lawang, Jawa Timur. Setelah lulus SMA jurusan PASPAL hijrah ke Jakarta. Di Jakarta pun diberi kesempatan aktif di GP GPIB Immanuel Jakarta sebagai Pimpinan Redaksi Buletin Exodus di era tahun 1970-an. Nampaknya panggilan pelayanan terus mengikutinya, dan di tahun 1980-an aktif pula di kegiatan gerejawi di GPIB Pasar Minggu, Jakarta Selatan sebagai Bendahara Umum Majelis Jemaat GPIB Pasar Minggu, sejalan dengan itu pula turut aktif membantu pelayanan persekutuan pegawai Bank Indonesia, yang kemudian dipercaya untuk menjadi Kepala Bagian Kerohanian Kristen Persatuan Pegawai Bank Indonesia. |
Keterlibatan dalam Pelayanan Masyarakat |
Keterlibatan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan tidak selalu harus memilih yang berskala besar atau nasional, nampaknya ada pepatah “setia pada hal-hal yang kecil akan diberikan kepercayaan yang lebih besar.” Hal tersebut terbukti pula keterlibatannya di kepengurusan Rukun Tetangga di lingkungan Pasar Minggu, Jakarta Selatan dan Rengas, Ciputat, Tangerang Selatan. Selain itu, turut pula dalam kepanitiaan Pemilu. Perhatian terhadap kemanusiaan, terlebih saat itu terjadi krisis ekonomi yang luar biasa, maka bersama-sama rekan-rekan pegawai Bank Indonesia dengan tidak mengatas namakan lembaga, ras, suku maupun agama, hanya berdasarkan saudara sesama bangsa, menggagas untuk turut meringankan beban saudara-saudara yang kurang beruntung saat itu dengan menggalang dana intern dari rekan-rekan karyawan Bank Indonesia, ternyata langkah pertama berhasil terkumpul dana dan disalurkan untuk meringankan biaya sekolah dengan turut melunasi SPP bagi anak-anak didik dari keluarga pra sejahtera di lingkungan Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan (saat itu belum ada pembebasan SPP dari pemerintah) tentunya patut diakui bahwa jumlah yang dicapai belum menyeluruh. Selanjutnya, kegiatan tersebut diarahkan ke pembagian sembako untuk wilayah Tanah Abang dan sekitarnya. Nampaknya kegiatan tersebut sudah menjadi bagian dari panggilan, sehingga berlanjut ke beberapa wilayah lainnya namun melalui organisasi gerejawi, bahkan tidak hanya sembako juga pelayanan kesehatan massal, serta membantu panti-panti asuhan dan panti werdha di wilayah Jabotabek. Tidak cukup di situ, panggilan terus berlanjut ke Probolinggo Jawa Timur melakukan kegiatan diakonia ke panti asuhan yang menampung dan mendidik anak-anak korban konflik Ambon / Maluku. Kegiatan ini dilakukan bersama rekan-rekan dari STT Inalta Jakarta. Selain dari itu, pelayanan ke rumah-rumah tahanan pun turut diikuti. Saat inipun perhatian terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan masih melekat dengan mengupayakan bantuan pelayanan kedukaan yang tentunya melalui organisasi gerejawi dan lembaga terkait misalnya Dana Kami dan Tabitha. Demikian pula terhadap pendidikan anak asuh dan atau anak yatim/piatu, serta pelayanan di daerah terpencil juga menjadi bagian dari perhatiannya. |
Keterlibatan dalam Gerakan Kebangsaan |
Sejalan dengan program pemerintah saat itu untuk memberikan motivasi kepada masyarakat terutama di kalangan anak didik, melalui gerakan tabungan nasional, turut pula terlibat dalam melakukan sosialisasi ke daerah-daerah dari sekolah ke sekolah. Selain keliling ke sekolah-sekolah juga dilakukan penerangan dengan sponsor Bank Indonesia melalui pameran Jakarta Fair dari tahun ke tahun, sejalan dengan itu turut pula dalam kegiatan penerangan keuangan (sebagai juru penerang) yang disponsori oleh Departemen Keuangan. Juga dalam menggalakkan budaya nasional, turut pula mengkoordinir perbankan dalam kegiatan pawai kendaraan/pameran Bunga Nusantara dengan tampilan khas budaya bangsa Indonesia. |